Pages

Minggu, 28 Februari 2010

Pengadopsian IFRS

IFRS: Beyond the Standards

By George T. Tsakumis, David R. Campbell Sr. and Timothy S. Doupnik

february 2009

Since the European Union’s 2002 regulation mandating IFRS for EU public companies and the execution of the Norwalk Agreement by FASB and the International Accounting Standards Board (IASB), momentum has been building for global standards convergence. Currently, more than 100 countries have adopted IFRS, and a number of other economically important countries, including Japan and the United States, have programs in place to converge their national standards with IFRS. IASB Chairman Sir David Tweedie has said that by December 2011, U.S. GAAP and IFRS “should be pretty much the same.”

At that point, about 150 countries would be using very similar accounting standards, though some countries have adopted versions of IFRS that vary from IFRS as published by the IASB. In 2007 the SEC extended the question beyond mere convergence by accepting the English language version of IFRS by foreign issuers without reconciliation. And in November the SEC released a proposed road map that could require a phased adoption of IFRS by U.S. issuers beginning in 2014, dependent in part on whether seven milestones are achieved. In the road map, which has a comment period ending Feb. 19, it is noted that, “The Commission has long expressed its support for a single set of high-quality global accounting standards as an important means of enhancing comparability.”

This article points out that even among countries that have adopted the same version of IFRS, recent accounting research suggests that two factors—national culture and language translation—could undermine the rigorous interpretation and application of IFRS and lead to a lack of comparability across countries. The objective of this article is to highlight two significant hurdles that impede the consistent interpretation and application of converged standards: the influence of national culture on the interpretation of standards and the difficulty of translating standards into other languages.

Pengertian IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)

Natawidnyana (2008), menyatakan bahwa Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Pada bulan April 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.

Struktur IFRS

International Financial Reporting Standards mencakup:

  • International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001
  • International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
  • Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
  • Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun 2001 (www.wikipedia.org)

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009).

Konverjensi ke IFRS di Indonesia

Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.

Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan program konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal. Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards Board (IASB). Standar akuntansi keuangan nasional saat ini sedang dalam proses secara bertahap menuju konverjensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards yang dikeluarkan oleh IASB. Adapun posisi IFRS/IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini dan akan diadopsi pada tahun 2009 dan 2010 adalah seperti yang tercantum dalam daftar- daftar berikut ini.

Tabel 1:
IFRS/IAS yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember 2008

1. IAS 2 Inventories
2. IAS 10 Events after balance sheet date
3. IAS 11 Construction contracts
4. IAS 16 Property, plant and equipment
5. IAS 17 Leases
6. IAS 18 Revenues
7. IAS 19 Employee benefits
8. IAS 23 Borrowing costs
9. IAS 32 Financial instruments: presentation
10. IAS 39 Financial instruments: recognition and measurement
11. IAS 40 Investment propert

Tabel 2:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009

1. IFRS 2 Share-based payment
2. IFRS 4 Insurance contracts
3. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
4. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
5. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
6. IAS 1 Presentation of financial statements
7. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
8. IAS 28 Investments in associates
9. IFRS 3 Business combination
10. IFRS 8 Segment reporting
11. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors
12. IAS 12 Income taxes
13. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
14. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
15. IAS 31 Interests in joint ventures
16. IAS 36 Impairment of assets
17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18. IAS 38 Intangible assets

Tabel 3:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010

1. IAS 7 Cash flow statements
2. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance
3. IAS 24 Related party disclosures
4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
5. IAS 33 Earning per share
6. IAS 34 Interim financial reporting
7. IAS 41 Agriculture

Dan untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi internasional, DSAK akan terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan nyata di Indonesia, terutama standar akuntansi keuangan untuk transaksi syariah, dengan semakin berkembangnya usaha berbasis syariah di tanah air. Landasan konseptual untuk akuntansi transaksi syariah telah disusun oleh DSAK dalam bentuk Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Hal ini diperlukan karena transaksi syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan transaksi usaha umumnya sehingga ada beberapa prinsip akuntansi umum yang tidak dapat diterapkan dan diperlukan suatu penambahan prinsip akuntansi yang dapat dijadikan landasan konseptual. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk transaksi syariah akan dimulai dari nomor 101 sampai dengan 200. (SY)

Indonesia harus mengadopsi standar akuntansi internasional (International Accounting Standard/IAS) untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal.

Membahas tentang IAS saat ini lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International Accounting Standard Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities Commissions)

Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Standard akuntansi internasional (IAS) adalah standard yang dapat digunakan perusahaan multinasional yang dapat menjembatani perbedaan-perbedaan antar Negara, dalam perdagangan multinasional.

IASC didirikan pada tahun 1973 dan beranggotakan anggota organisasi profesi akuntan dari sepuluh negara. Di tahun 1999, keanggotaan IASC terdiri dari 134 organisasi profesi akuntan dari 104 negara, termasuk Indonesia. Tujuan IASC adalah (1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia, serta (2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.

IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC.

IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.

Tujuan IFRS adalah :memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
1. transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan
2. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna

Manfaat dari adanya suatu standard global:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal
2. investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
3. perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
4. gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard global yang berkualitas tertinggi.

Hamonisasi telah berjalan cepat dan efektif, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi standard pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak Negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standard nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya.

Usaha-usaha standard internasional ini dilakukan secara sukarela, saat standard internasional tidak berbeda dengan standard nasional, maka tidak akan ada masalah, yang menjadi masalah, apabila standard internasional berbeda dengan standard nasional. Bila hal ini terjadi, maka yang didahulukan adalah standard nasional (rujukan pertama).

Banyak pro dan kontra dalam penerapan standard internasional, namun seiring waktu, Standard internasional telah bergerak maju, dan menekan Negara-negara yang kontra. Contoh : komisi pasar modal AS, SEC tidak menerima IFRS sebagai dasar pelaporan keuangan yang diserahkan perusahaan-perusahaan yang mencatatkan saham pada bursa efek AS, namun SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat untuk membuat pasar modal AS lebih dapat diakses oleh para pembuat laporan non-AS. SEC telah menyatakan dukungan atas tujuan IASB untuk mengembangkan standard akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam penawaran lintas batas.

>> Dengan pengadopsian IFRS memang diperuntukkan sebagai contoh bahwa dalam hidup kita memang mengalami perubahan, dan perubahan ini terjadi akibat adanya perkembangan dari segala aspek. Namun dalam mengadopsi IFRS , sayangnya masih terdapat pihak-pihak yang mungkin menentangnya, contoh alasannya adalah pemahaman yang mungkin masih dirasa kurang. Mengapa tidak, IFRS ini dalam penjelasannya masih menggunakan bahasa Inggris yang berarti kita harus menerjemahkannya kedalam bahasa yang sesuai dengan Negara yang akan menganutnya. Dengan ini, permasalahannya adalah kita memerlukan banya waktu untuk menerjemahkan. Serta anggapan bahwa dengan pengubahan ini menimbulkan biaya yang lumayan besar. Karena inilah pengadopsian IFRS di Indonesia belum berjalan.

Referensi:

http://sari.student.umm.ac.id/

http://www.kanaka.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63:konverjensi-ke-ifrs-di-indonesia&catid=44:audit

http://www.managementfile.com/column.php?sub=finance&id=149&page=finance

Kelompok Riset Akuntansi :

· Mia Dinda Lolyta

· Ratih Sukma Pratiwi

· Reza Fahlevi R

TIPOLOGI DATA

Data diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dll. Berikut ini pengelompokan data disesuaikan pengelompokan data sesuai karakteristiknya:
A. Data Primer dan Sekunder
Dat primer merupakan data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu seperti hasil wawancara, atau hasil pengisian kuesioner yang biasa di lakukan peneliti. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel atau daigram.

B. Data Internal dan Eksternal
Data internal merupakan data yang di dapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. Misalnya bila periset akan meneliti perkembangan usaha suatu produk tertentu, ia dapat mencari data dari perusahaan yang bersangkutan. Jika ia mendapatkannya dari luar perusahaan itu , misalnya dari biro pusat statistik, maka data itu disebut data sekunder.

C. Data Time Series dan Cross Section
Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang di dapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan.
Sedangkan data cross section atau sering disebut data satuan waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam waktu satu kurun waktu saja.

D. Data dengan Variabel Bebas (Independen) dan Variabel Terikat (Dependen)
Jika dalam suatu fenomena ada data yang dikelompokan dalam variabel yang saling berhubungan dengan data yang ada pada variabel lain, variabel yang bergantung pada variabel lain disebut variabel terikat. Sedangkan Variabel yang tidak bergantung pada variabel lain disebut variabel bebas atau independent.

E. Data Berskala
Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Skala pengukuran terdiri atas 4 macam, yaitu skala Nominal, skala Ordinal, skala Interval dan skala Rasio.
1. Skala Nominaladalah skala yang paling sederhana dimana angka yang di berikan kepada suatu kategori yidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya,tetapi hanya sekedar kode atau label.
2. Skala Ordinal
Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya, dengan interval yang tidak harus sama.
3. Skala Interval
Skala ini mengurutkan suatu objek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu ibjek dengan objek lainnya adalah sama.
4. Skala Rasio
Skala ini mencakup ketiga skala yang disebutkan diatas, ditambah dengan sifat lain yaitu bahwa ukuran ini mempunyai nilai nol. Karena adanya titik nol inilah maka ukuran rasio dapat dibuat dalam perkalian maupun pembagian. Angka pada skala ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari objek yang di ukur.

Rabu, 24 Februari 2010

Desain Riset

Desain Riset merupakan semua proses yang di perlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang ciri-cirinya adalah:
1. Desain dalam Merencanakan Penelitian
Desain ini bertujuan untuk melaksanakan penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis
maupun dalam membuat kesimpulan. Desain juga harus dapat menerjemahkan model-model ilmiah ke dalam penelitian operasional secara praktis.
2. Desain dalam Melaksanakan Penelitian
Menurut Suchman, yang di kutip Natsir (1988), desain dalam pelaksanaan penelitian di bagi atas 4 macam,yaitu:
a. Sampel Desain

Dalam merencanakn pemakain data, diperlukan desain sampling yang representatif, sesuai dengan tujuan penelitian maupun kesimpulan yang akan di ambil.
b. Desain Instrumen
Pada bagian ini saat menjelaskan data, penulis menyajikan bagaimana menevaluasi instrumen pengumpulan data yang baik.
c.Desain Analisis
Jika hipotesis telah di desain dengan baik, maka desain analisis secara paralel dapat dikembangkan.
d. Desain Administrasi
Laporan riset hasil tertulis hendaknya telah di desain sesuai dengan standar yang berlaku umum. Urutan penulisan merupakan penjabaran langkah-langkah riset yang disajikan dalm sub-bagian.

Jenis Desai Riset:
1. Desain Eksploratori
yaitu berusaha mencari ide-ide atau hubunhan-hubungan yang baru sehingga dapat dikatakan bahwa desain ini bertitik tolak dari variabel, bukan dri fakta.
2. Desain Deskriptif
Desain ini bertujuan untuk menguraikan sifat atau karkeristik fenomena tertentu. Penelitian ini kurang memerlukan teorisasi dan hipotesis sehingga dapat bekerja pada satu variabel saja.
3. Desain Kausal
Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
sifat hubungan yang mungkin terjadi di antara variabel-variabel ini ada tiga,yaitu: simetris, asimetris dan timbal balik. Dikataka simetris jika dua variabel brfuktuasi bersamaan tapi kita menganggap di antara keduanya tidak ada hubungan apa-apa. Hubungan timbal balik terjadi bilamana dua variabel mempengaruhi atau memperkuat satu sama lain. hubungan asimetris adalah hubungan yang terjadi akibat variabel bebas tehadap variabel tidak bebasnya.

Kamis, 18 Februari 2010

Proses Penelitian Riset

Riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah, sehingga harus memiliki tiga unsur penting berikut ini: sasaran, usaha untuk mencapainya, dan metode ilmiah yang digunakan.
Metode riset dapat dibago atas :
1. Penelitian Dasar atau Murni
Jenis penelitian ini bertujuan untuk pengujian atau untuk membentuk teori baru yang bukan untuk menerapkan hasil temuannya.
2. Penelitian Terapan atau Pengembangan
Jenis penelitian ini melakukan penerapan teori dalam rangka memecahkan suatu masalah dan melakukan pengujian teori untuk menilai kegunaan teoro itu sendiri. Salah satu kegiatan penelitian terapan ini adalah apa yang disebut penelitian tindakan yang mencari dan mengidentifikasikan masalah lokal untuk menggeneralisasikan hasilnya.

Selasa, 16 Februari 2010

as long as you love me

As long as you love me

Although loneliness has always been a friend of mine
I'm leavin' my life in your hands
People say I'm crazy and that I am blind
Risking it all in a glance
And how you got me blind is still a mystery
I can't get you out of my head
Don't care what is written in your history
As long as you're here with me

I don't care who you are
Where you're from
What you did

Every little thing that you have said and done
Feels like it's deep within me
Doesn't really matter if you're on the run
It seems like we're meant to be

I've tried to hide it so that no one knows
But I guess it shows
When you look into my eyes
What you did and where you're comin from
I don't care, as long as you love me, baby...